BERPRASANGKA BURUK
oleh : Santi Irianti
Matahari masih bersembunyi dibalik selimut tebalnya,
ayam-ayam jantan yang biasanya berkokok pun masih tidur nyenyak di dalam kandangnya.
Namun, dari rumah mungil nan bersih itu derap langkah kaki mulai terdengar, tap . . . tap . . . tap . . . Yah, itu
suara langkah kaki Zahra yang terlihat sempoyongan berjalam menuju ke kamar
mandi, Zahra adalah gadis kecil siswa SMP Pelita Bangsa. Dini hari, Zahra sudah
harus bangun dari tidurya karena ia harus berangkat pagi-pagi ke sekolah,
mempersiapkan semua keperluan yang akan dibawanya pada kunjungan wisata kali
ini. Air dingin yang mengguyur tubuhnya, membuat tubuh Zahra gemetar.
“ Ahhh,
dingin sekali,” ucap Zahra keluar dari kamar mandi.
Setelah,
Zahra berganti pakaian. Dengan rasa malas yang luar biasa, Zahra pun berangkat
ke sekolah. Udara pagi yang dingin serasa menusuk-nusuk tulang Zahra, ditambah
lagi kegelisahannya karena tak satu bus dengan teman akrabnya membuat Zahra
bertambah malas mengayuh sepedanya ke sekolah yang tak jauh dari rumahnya.
“ Huhh,
pasti nanti nggak seru, deh. Kenapa tak satu bus dengan Linda, sih? Huh
menyebalkan,” gerutu Zahra sepanjang perjalanan ke sekolah.
Yah,
sedari tadi hanya perasaan itu yang membuat Zahra tak bersemangat mengikuti
kunjungan wisata ini. Tak satu bus dengan teman akrabnya itu, Linda. Ia takut
semisal nanti ia tak punya kawan untuk bermain ataupun mengobrol di dalam bus.
Sesampainya
di sekolah, Zahra langsung bergabung dengan teman-temannya. Mempersiapkan semua
peralatan dan bekal yang akan dipergunakan pada kunjungan wisata nanti. Sebelum
acara dimulai, Zahra menyempatkan diri terlebih dahulu untuk mengobrol dengan
Linda.
” Zahra, please deh. Kamu udah gede, kamu harus positive thinking yess, masak
iya kamu harus sama aku terus. Capek deh,” ujar Linda pada Zahra.
“ Iyaaa, Linda. Aku bakal coba deh, tapi
kalau semisal mereka nggak mau . . .” “ Eits, shut up, my best. Please yes, jangan
pikir yang enggak-enggak dong, gimana kamu mau maju kalau kayak gitu, nggak
semua orang berpikiran buruk tentangmu. Coba aja deh, misal yah bermain dengan
teman satu bus-mu nanti, pasti asyik kalau kamu mau mencobanya,” potong Linda.
Zahra pun hanya diam saja mendengar
nasihat sahabat baiknya itu, karena ia tahu sahabatnya itu sekali ngasih
nasihat kalau masih dibantah bakal ceramah panjang bin lebar. Hoam deh, hehe.
Jam menunjukan pukul 07.30 WIB, semua
siswa pun memasuki bus yang sudah ditentukan oleh guru. Sebelum perjalan
dimulai, Zahra dan kawannya memanjatkan do’a terlebih dahulu yang dipimpin oleh
Bapak Sugiman, guru mata pelajaran Agama di sekolah Pelita Bangsa.
Perjalan menuju tempat wisata terasa
sangat lama bagi Zahra, rasa bosan pun mulai menyelinapi perasaan Zahra.
“Ahh, sungguh menyebalkan sekali hari
ini, inginku mencoba bermain dengan mereka. Uhh, perasaan itu selalu kembali
lagi. Rasaku slalu tak nyaman dengan mereka, banyak yang kutakutkan. Entah
mereka nanti tak suka padaku atau mereka pura-pura bermain denganku, tapi nanti
kalau tak aku pasti mereka membicarakanku, entah apalah yang mereka bicarakan
pasti semua tentang kejelakanku. Ohh, ya Tuhan. Capek aku kalau harus begini
terus. Sungguh aku pengen sekali punya kawan yang terbuka padaku dan mau bilang
langsung apa yang mereka tak suka padaku. Ohhh....sial” gerutu Zahra dalam hatinya
sepanjang perjalanan.
Perasaan Zahra seperti meledak-meledak,
ingin melepaskan semua pikiran buruknya tentang bagaimana teman-teman akan
memandang ia. Sungguh ini memang perasaan yang sulit bagi Zahra, melawan semua
pikiran buruk dikepalanya.
Zahrapun hanya terdiam di tempat
duduknya, dengan kepalanya yang penuh dengan rasa ingin melepas semua pikiran
buruknya. Tiba-tiba dari arah belakang tempat duduknya terdengar suara anak
yang memanggil namanya.
“ Hai, Zahra. Kamu anak kelas 8B kan?
Aku Melati kelas 8A,” ujar melati memperkenalkan diri.
“ Ah, iya. Salam kenal,” balas Zahra
sambil tersenyum.
“ Mau ikut main?” tawar melati pada
Zahra.
“umm...nggak usah deh,”jawab Zahra
sambil tersenyum.
“ Kenapa nggak ikut? Ikut ajalah seru
lhoo permainanya, dijamin deh kamu bakal seneng,” ajak Melati sekali lagi,
sambil meyakinkan Zahra.
Awalnya Zahra ragu-ragu untuk mengikuti
ajakan mereka, namun Zahra ingat pesan Linda apa salahnya mengikuti permainan
ini, Zahra harus bisa bergaul dengan orang lain. Akhirnya Zahrapun mengikuti
permainan itu, sebelumnya Melati memperkenalkan Zahra pada teman-temannya. Ada
Bobi, Alan, Zyta, dan Melan. Dalam permainan ini, siapa yang tidak dapat menyabung
lagu akan diberi sanksi, sanksinya yaitu mukanya harus dicoret dengan baby powder yan dibawa oleh Melan.
Merekapun memulai permainannya.
“ Burung kakak tua hinggap dicendela
nenek sudah tua giginya tinggal dua....” Zyta memulia permainan.
“ Dua-dua aku sayang ibu....”
sambung Alan.
Permainanpun terus berlanjut, gelak tawa
merekapun terpecah memenuhi bus saat salah satu dari mereka tidak dapat
meneruskan lagu yang dibawakan. Dan sanksi pun menghampiri bagi mereka yang tak
dapat meneruskan lagunya. Perasaan bosan dan pikiran negatif Zahra pun lambat
laun mulai hilang, ia menikmati perjalanan dengan teman barunya tersebut. Menyenangkan
dan sama sekali berbeda dengan apa yang ia pikirkan, membosankan dan selalu
memandang Zahra rendah yah semua itu tak ada, mereka sangat mengasyikan. Sedangkan
itu, bapak ibu guru yang berada dalam
satu bus ini hanya tersenyum melihat tingkah laku mereka.
“ Ahhh, udah dong. Capek nih ketawanya.
Hahhhaha....” ujar Melan sambil menahan tawanya melihat semua teman-temannya
penuh dengan bedak tabur dimukanya.
“ Curang lu, kamu mah masih belum kotor. Masak iya udahan mainnya, nggak
seru ah, “ protes Bobi, anak dengan tubu paling gemuk diantara semuanya.
“ Syukurin, siapa suruh kalian nggak smart,”
ujar Melan sambil menjulurkan lidahnya.
Bobi, Alan, Zyta, Melati, dan Zahra pun
langsung mengambil bedak tabur untuk dicoretkan pada muka Melan. Muka Melan pun
akhirnya penuh dengan bedak tabur, kaena tak sempat mengelak saat mereka
menyerbu Melan. Bobi, Alan, Zyta, Melati, dan Zahra pun tertawa terbahak-bahak
melihat muka Melan yang penuh dengan bedak tabur ditambah lagi mukanya yang
cemberut.
“ Kalian jahat deh, kotorkan mukaku,”
protes Melan pada kawan-kawannya itu.
Akhirnya perjalanan mereka ke tempat
wisata telah sampai, merekapun langsung menyerbu kamar mandi untuk membersihkan
muka mereka yang penuh dengan bedak tabur. Tetapi sebelum mereka bersihkan muka
mereka, tak lupa mereka mengambil foto merka sebagai kenang-kenagan.
“ Makasih ya, seneng deh bisa main sama
kalian. Kirain tadi aku bakalan bosen di bus. Untung ada kalian, hehe,” ucap
Zahra pada teman-temanya.
“ Haha, santai aja. Kita juga seneng
bisa kenalan sama kamu,” ucap Melati mewakili teman-temanya.
Kemudian merekapun, kembali pada anggota
kelas masing-masing untuk mengikuti kegiatan selanjutnya di tempat wisata ini.
Dan Zahrapun langsung menghapiri Linda yang merupakan satu kelompok denganya.
“ Bahagia banget sih, nggak bosen di bus
tadi?” ledek Linda.
“ Ya nggaklah, katanya suruh positive thinking,” ucap Zahra.
Lindapun hanya tersenyum melihat sahabat
satunya itu bisa berprasangka baik dengan orang yang belum dikenalnya. Yah, Zahra
emang orang yang selalu berprasangka buruk pada orang lain. Makanya Linda slalu
memberi nasihat pada Zahra. Dan Zahra sangat bersyukur punya sahabat sebaik
Linda.